EmitenNews.com—Akibat kondisi oversupply dan pandemi Covid-19 membuat bisnis sewa kantor masih lesu. Hal ini membuat PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengalami penurunan pendapatan di tahun lalu.
Pendapatan CTRA dari sewa kantor tercatat sebesar Rp 53,09 miliar di kuartal I 2022 atau turun sekitar 4% dari kuartal sebelumnya sebesar Rp 55,51 miliar. Pada kuartal I-2022, CTRA mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 2,23 triliun.
Sementara, secara tahunan pendapatan dari bisnis sewa kantor terpantau meningkat. Di sepanjang tahun lalu, bisnis sewa kantor tercatat sebesar Rp 217,07 miliar atau meningkat sekitar 18% dari pendapatan dari sewa kantor Rp 206,18 miliar di tahun 2020. CTRA mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 9,73 triliun pada tahun 2021
Harun Hajadi, Direktur CTRA menyebut kondisi ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama dan diperparah dengan adanya pandemi, Harun juga mengungkapkan, pandemi menyebabkan berkurangnya daya serap pasar terhadap sewa kantor. Hal itu kemudian yang memperparah kondisi oversupply menjadi sangat besar. Oleh karena itu, CTRA belum memiliki perencanaan untuk menambah portofolio gedung perkantoran yang disewakan. Seperti diketahui, emiten properti ini juga memiliki bisnis sewa kantor.
Di Jakarta, CTRA menyewakan gedung DBS Bank Tower yaitu di Ciputra World 1, Tokopedia Tower di Ciputra World 2, Tokopedia Care Tower di Ciputra International, dan Citra Tower Kemayoran. Sementara, CTRA menyewakan gedung di Surabaya yaitu Ciputra Office Tower di Ciputra World Surabaya.
Selain itu, penyewaan kantor juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah setempat. Sebab, saat ini masih banyak perusahaan yang menahan diri untuk kembali ke kantor sehingga lebih banyak perusahaan yang menerapkan WFH 75% kemudian sisanya 25% melakukan WFO.
Terkait bisnis sewa kantor yang lesu PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) justru optimistis tingkat keterisian atau okupansi gedung perkantoran miliknya masih bisa meningkat di sisa tahun berjalan 2022.
PWON menargetkan bisa meningkatkan okupansi portofolio perkantoran masih bisa meningkat maksimum sekitar 3-5 basis poin. Artinya, semisal sebuah gedung memiliki okupansi 90%, maka tingkat okupansinya diharapkan naik menjadi 93%-95%.
Direktur Pengembangan PWON, Ivy Wong mengatakan, sejauh ini tingkat okupansi gedung perkantoran PWON berada dalam kondisi yang baik.
Mengutip laporan tahunan perusahaan total gedung perkantoran yang dikelola PWON berjumlah 6 perkantoran per 31 Desember 2021. Keenamnya meliputi Gandaria 8 Office, Kota Kasablanka Tower A dan B, dan Pakuwon Tower yang berlokasi di Jakarta, serta Pakuwon Tower dan Pakuwon Center yang berada di kawasan superblok Tunjungan Plaza, Surabaya.
Sebagian unit dalam gedung perkantoran PWON merupakan unit dengan skema strata title alias dijuall kepada customer. Sementara sisanya, sekitar 40% dari portofolio, disewakan kepada customer dan dijadikan sebagai sumber pendapatan berulang alias recurring income perusahaan.
Sumber pendapatan ini biasanya menyumbang tidak lebih dari 6% dalam total revenue perusahaan dari tahun ke tahun. Pendapatan yang lebih besar didapat dari lini usaha lain seperti perhotelan, dan lain-lain.
Ivy juga menyebut, saat ini tingkat okupansi gedung perkantoran lama PWON di Jakarta yakni Gandaria 8 Office serta Kota Kasablanka Tower A dan B berkisar 90%, sementara tingkat okupansi gedung perkantoran baru PWON di Jakarta, yakni Pakuwon Tower, berkisar 60%.