
Parluhutan Situmorang (redaksi@investor.id)
JAKARTA, Investor.id – Harga saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) sempat melesat dalam beberapa hari terakhir, seiring rencana pemegang saham untuk melakukan merger antara Global Mediacom dengan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Keduanya berada dalam Grup MNC milik Hary Tanoesoedibjo.
Hal itu sempat disinggung di sela-sela acara rapat umum pemegang saham BMTR pada Kamis (28/7/2022), namun bukan menjadi hasil keputusan rapat. Kabar itu juga ramai diperbincangkan oleh pelaku pasar. Hingga akhirnya mengerek harga saham BMTR dari level Rp 282 pada penutupan pasar 27 Juli menjadi Rp 446 pada penutupan perdagangan saham kemarin.
Namun, penguatan harga tersebut terhenti pada perdagangan saham hari ini, Rabu (3/8/2022), saham BMTR justru bergerak hingga sempat menyetuh level auto reject bawah (ARB) dengan penurunan Rp 30 dari Rp 446 menjadi Rp 416. Menjelang berakhirnya sesi I, saham BMTR bangun dari posisi ARB dengan bergerak di kisaran level Rp 420.
Lantas, bagaimana dampak merger kedua perusahaan tersebut? Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Michael W Setjoadi dalam risetnya menyebut bahwa merger akan menjadikan BMTR dari perusahaan holding menjadi operating company. Di struktur saat ini, BMTR memiliki 46,3% saham MNC dan di IPTV. Setelah merger, BMTR akan memiliki langsung 4 FTA (free to air), MSIN, dan IPTV.
Menurut dia, harga wajar saham BMTR seharusnya Rp 564, hanya dengan menilai penggabungan BMTR dengan kapitalisasi pasar MNCN saat ini. Ini dengan asumsi rasio 1:1,2 BMTR:MNCN (20% lebih banyak nilai saham MNCN terhadap BMTR). Dalam KJPP (penilaian pihak ketiga), penilaian BMTR harus didorong oleh penilaian saham di MNCN dan IPTV.
Dia menyebutkan, alpha yang lebih tinggi adalah berinvestasi di BMTR, sedangkan investasi yang lebih aman melalui MNCN karena harus ada tender offer setelah merger terwujud pada nilai yang lebih tinggi dari harga penutupan rata-rata 30 hari atau penilaian kesepakatan.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily