Parluhutan Situmorang (redaksi@investor.id)
JAKARTA, investor.id – Lonjakan kinerja keuangan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) diproyeksikan tetap berlanjut hingga akhir tahun ini, meskipun terbuka kecenderungan penurunan harga minyak. Penurunan tersebut diprediksi baru terefleksi pada kinerja keuangan tahun depan.
Selain prospek tersebut, performa kinerja keuangan perseroan akan didukung oleh kontribusi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terhadap laba bersih, biaya produk tunai (cash cost) hulu minyak dan gas (migas) perseroan yang lebih baik dari perkiraan, dan masuknya secara penuh kontribusi aset blok Corridor pada laporan keuangan tahun 2023.
Hal ini mendorong RHB Sekuritas Indonesia untuk merevisi naik target harga saham MEDC dari Rp 970 menjadi Rp 1.100, dengan rekomendasi dipertahankan beli. Peningkatan target harga saham tersebut sejalan dengan valuasi anak usaha Medco di segmen migas dan penurunan diskon atas saham MEDC dari 30% menjadi 25%.
“Meskipun akan menghadapi tantangan atas penurunan harga minyak tahun depan, namun kinerja keuangan perseroan pada semester II-2022 diprediksi tetap kuat,” tulis RHB Sekuritas dalam riset terbaru.
MEDC sebelumnya telah mengakuisisi saham Blok Corridor dari ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. Dengan demikian, perseroan menguasai 54% working interest Corridor PS dan 35% pada Transasia Pipeline Company Pvt Ltd.
Corridor PSC memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas berlokasi di onshore Sumatra Selatan, Indonesia, berdekatan dengan operasi MedcoEnergi di Sumatra Selatan.
Terkait kontribusi tambang AMNT, RHB menyebut telah mencapai puncaknya yang berimbas terhadap lonjakan kontribusi terhadap laba bersih MEDC pada semester I-2022. “Kami meyakini kontribusi AMNT tetap signifikan terhadap laba bersih Medco dengan ekspektasi produksinya tahun depan akan menyamai realisasi tahun ini,” jelas RHB.
AMNT diprediksi memproduksi tembaga sebanyak 440 juta lbs dan emas mencapai 550 ribu oz. Sedangkan bisnis hulu migas diprediksi tetap menjanjikan setelah aset Corridor akan dicatatkan seara penuh pada laporan keuangan perseroa tahun depan.
Selain faktor tersebut, MEDC akan diuntungkan atas penguatan dolar AS terhadap rupiah. Depresiasi rupiah berpotensi berlanjut, seiring aksi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga demi mengendalikan inflasi.
Terkait berita ketertarikan MEDC untuk mengakuisisi 10% kepemilikan pada Blok Masela, harga akuisisinya dinilai tergolong mahal untuk proyek offshore. Apalagi, perseroan biasanya lebih berminat untuk mengakuisisi blok migas yang telah berproduksi.
Adapun RHB Sekuritas memperkirakan lonjakan laba bersih MEDC menjadi US$ 468 juta pada tahun ini dan pendapatan diprediksi melesat menjadi US$ 2,16 miliar.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
