ARB Tak Henti, Mengapa Saham Sido Muncul (SIDO) ‘Masuk Angin’?

ARB Tak Henti, Mengapa Saham Sido Muncul (SIDO) ‘Masuk Angin’?

Parluhutan Situmorang (redaksi@investor.id)

JAKARTA, Investor.id – Pemangkasan target kinerja keuangan dan harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) kali ini datang dari BRI Danareksa Sekuritas. Sebelumnya, revisi turun telah diberikan Trimegah Sekuritas setelah rilis laporan kinerja keuangan semester I-2022 yang mengecewakan pelaku pasar.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto mengungkapkan, produsen jamu Tolak Angin tersebut melaporkan penurunan laba bersih, volume penjualan produk yang rendah, dan penurunan margin keuntungan pada semester I-2022. Realisasi tersebut sangat mengecewakan pasar, sehingga mendorong BRI Danareksa Sekuritas memangkas target kinerja keuangan Sido Muncul tahun ini.

Pemangkasan tersebut, menurut dia, telah mempertimbangkan prediksi manajemen Sido Muncul bahwa laba bersih pada paruh kedua akan kembali pulih, menyusul peningkatan rata-rata harga jual produk.

BRI Danareksa Sekuritas memangkas turun target laba bersih Sido Muncul tahun ini dari Rp 1,43 triliun menjadi Rp 1,07 triliun. Proyeksi pendapatan juga direvisi turun dar Rp 4,6 triliun menjadi Rp 3,57 triliun.

BRI Danareksa Sekuritas juga memangkas asumsi volume penjualan produk herbal Sido Muncul dengan potensi turun 20,8% tahun ini. Sedangkan rata-rata harga jual produk tersebut diprediksi naik 3% tahun ini. Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas merevisi turun rekomendasi saham SIDO dari buy menjadi hold dengan target harga dipangkas dari Rp 1.100 menjadi Rp 800.

Sementara itu, harga saham SIDO anjlok berkali-kali hingga auto reject bawah (ARB). Dengan demikian, ARB saham SIDO telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut atau sejak rilis laporan kinerja keuangan semester I-2022.

Sebelumnya, Trimegah Sekuritas memilih untuk memangkas target kinerja keuangan SIDO. Begitu juga dengan rekomendasi diturunkan dari beli menjadi netral dan target harga saham SIDO dipangkas turun dari Rp 1.200 menjadi Rp 950.

Trimegah Sekuritas memangkas turun target laba bersih tahun ini dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,06 triliun. Begitu juga dengan proyeksi pendapatan direvisi turun dari Rp 4,64 triliun menjadi Rp 3,64 triliun.

Dengan revisi turun tersebut, Trimegah Sekuritas memperkirakan, performa kinerja SIDO tahun ini akan berada di bawah realisasi tahun 2021. Pendapatan diprediksi turun dari Rp 4,02 triliun pada 2021 menjadi Rp 3,64 triliun. Laba bersih juga diperkirakan turun dari Rp 1,26 triliun pada 2021 menjadi Rp 1,05 triliun untuk tahun ini.

Terkait penjualan semester II-2022, dia mengatakan, memang sudah terjadi peningkatan penjualan pada Juli 2022, dibandingkan bulan sebelumnya. Hanya saja angkanya masih jauh di bawah realisasi periode sama tahun lalu. Hal ini menjadi signal negatif terhadap penjualan perseroan hingga akhir tahun.

Kembali ARB

Pada perdagangan saham sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/8), saham SIDO turun ARB sebesar Rp 55 menjadi Rp 790 atau level terendah saham SIDO sepanjang tahun ini. Penurunan harga tersebut menjadikan performa saham SIDO sepanjang tahun ini telah turun 8,6% dari Rp 865 pada penutupan akhir tahun 2021 menjadi Rp 790 hari ini. Sedangkan level tertinggi tahun ini berada di harga Rp 1.050 pada penutupan perdagangan 15 Maret 2022.

Anjloknya harga saham SIDO terjadi setelah manajemen Sido Muncul merilis laporan kinerja keuangan semester I-2022 dengan kinerja yang mengecewakan. Di antaranya, penjualan mencapai Rp 1,61 triliun di semester I-2022, turun tipis 2,42% dari raihan semester I-2021 yang sebesar Rp 1,65 triliun.

Perseroan juga mencatat kenaikan beban pokok penjualan hingga 30 Juni 2022 sebesar Rp 757,61 miliar. Jumlahnya lebih besar dari beban pokok penjualan semester pertama tahun lalu yang sebanyak Rp 724,71 miliar. Hal ini menjadikan laba bruto Rp 854,49 miliar, lebih sedikit dari periode yang sama tahun lalu dengan raihan Rp 930,08 miliar. SIDO mencatatkan beban penjualan dan pemasaran di semester I-2022 Rp 195,25 miliar, beban umum dan administrasi Rp 119,87 miliar, beban lain-lain Rp 11 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 19,25 miliar.

Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Sumber : Investor Daily

Translate »

Tender Offer

A tender offer is a bid to purchase some or all of a corporation’s shareholders’ stock. Tender offers are typically made publicly and invite shareholders to sell their shares for a specified price within a particular time window.

Cash Dividend

The cash dividend is part of the Company’s profit distributed to shareholders in cash.

Stock Dividend

Stock dividend is the allocation of company profits in additional shares.

Stock Split

A stock split is when a company divides the existing shares of its stock into multiple new shares to boost the stock’s liquidity.

Capital Placement without Pre-emptive Right

Capital Placement without Pre-emptive Rights (PMTHMETD) is the issuance of new shares through a private placement to selected investors.

Right Issue

Right issue or Preemptive Rights (HMETD) is the right for old shareholders to buy new stocks by the issuer.

Bonus Stock

Bonus Stocks are shares distributed free of charge to shareholders based on the number of shares owned.

The General Meeting of Shareholders (GMS)

The General Meeting of Shareholders (GMS) is a forum for shareholders to exercise their right to make certain decisions related to the Company, receive reports from the Board of Commissioners and Directors regarding their performance, and question the Board regarding actions.

Data Presentation

The report of shares activity on the secondary market is carried out comprehensively in the form of tables, graphs, and diagrams to facilitate the understanding.

Stock Registration Activity Report (Monthly)

Stock prices fluctuate because of the demand and supply of these shares. Therefore, we provide stock activity reports every month.

Stock Register

A stock register is a detailed record of the shares issued by a corporation and any repurchases and transfers between shareholders.