
Prisma Ardianto (prisma.ardianto@beritasatumedia.com)
JAKARTA, investor.id – Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Klaster Asuransi dan Penjaminan, mencatat total aset sebesar Rp 124,2 triliun di akhir tahun 2021. Sinergi terus diciptakan induk dengan masing-masing anggota holding sebagai upaya menjadi lembaga jasa keuangan non-bank (LJKNB) terbesar di Asia Tenggara.
Sekretaris Perusahaan IFG Beko Setiawan menyampaikan, visi dari IFG adalah menjadi salah satu pendorong pertumbuhan di sektor keuangan non-bank terbesar di Asia Tenggara. Namun, holding tetap memperhatikan tingkat kehati-hatian (prudent), sehingga tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.
Dia menyatakan, IFG memiliki anggota holding yang mencakup asuransi umum, asuransi jiwa, serta entitas terkait investasi di pasar modal. Sejak resmi menyandang nama dagang IFG pada 17 April 2020, holding bersama anggota terus berupaya menjalin sinergi dan kolaborasi.
“Sinergi IFG dengan anggotanya telah memberikan dampak positif, baik kepada holding maupun masing-masing perusahaan. Terlihat dari sisi aset (unaudited) meningkat dari Rp 92,3 triliun pada 2020 menjadi Rp 124,2 triliun pada 2021, meningkat sekitar 34%. Laba tahun 2020 mencapai Rp 2,2 triliun, sedangkan di akhir 2021 diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun atau tumbuh hampir dua kali lipat,” kata Beko, baru-baru ini.
Dia menyatakan, IFG bercita-cita menjadi LJKNB terbesar di Asia Tenggara melalui sejumlah strategi dan inisiatif. Pertama, melakukan restrukturisasi portofolio dengan turut mengukur eksposur terkini. Kedua, restrukturisasi model bisnis, termasuk melihat tingkat persaingan pada lembaga asuransi yang cukup tinggi.
Ketiga, evaluasi lini bisnis (line of business) dari masing-masing anggota, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya perubahan-perubahan di masa mendatang. Keempat, menjaga tata kelola tetap prudent, sehingga berbagai produk yang ada tetap sehat dan berkelanjutan.
“Kita tidak hanya mengejar dari sisi bisnis. Kalau kita ingin berlari kencang, kita juga harus memastikan punya pertahanan yang kuat. Jadi saat kita ngebut, kita harus pastikan kita dalam situasi yang aman,” ujar Beko.
Dia mengakui, masih banyak pekerjaan untuk mencapai cita-cita tersebut. Sejak pertama kali terbentuk sebagai holding, sejumlah permasalahan ditemui. Salah satunya adalah menangani perang harga (price wars) di sejumlah anggota holding yang sebetulnya memiliki satu tujuan sama.
“Maka kemudian dibuat kolaborasi melalui produk-produk lebih menguntungkan untuk semua pihak, salah satunya Koasuransi Merah Putih dari asuransi umum, terkait asuransi cargo. Ke depan akan diperluas produknya, termasuk terkait asuransi kendaraan bermotor,” jelas dia.
Selain itu, belakangan juga ramai mengenai tata kelola investasi di perasuransian yang diantaranya menyangkut unit link. Dalam hal ini, POJK 5/2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi atau PAYDI (SEOJK PAYDI) telah diterbitkan. Lebih jauh dari itu, holding memandang bahwa tata kelola investasi pada perusahaan asuransi masih perlu disinergikan dengan anggota holding lain yang bergerak di bidang manajemen aset.
Di sisi lain, Direktur Utama IFG Robertus Billitea menyampaikan komitmennya melaksanakan tanggung jawab sebagai induk dari holding. “Kami akan terus berupaya melaksanakan tanggung jawab utama sebagai holding asuransi penjaminan dan pasar modal yang berlandaskan pada core values perusahaan yaitu AKHLAK: amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif,” ujar dia.
Robertus menegaskan, dari sisi penjaminan kepada sektor UMKM, IFG melalui anak usahanya mendapatkan penugasan dari pemerintah menjadi Penjamin Program PEN untuk pemberian penjaminan kredit modal kerja (KMK) UMKM. Dalam periode 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021, KMK PEN PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mencapai Rp13,1 triliun, sementara PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mencatatkan Rp 17,6 triliun.
Terlebih, dalam rangka menciptakan sinergi yang kuat antara IFG dengan anggota holding, IFG berhasil membakukan 15 pedoman strategis yang siap diimplementasikan kepada seluruh anggota holding. Adapun anggota holding IFG meliputi PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Bahana Kapital Investa, dan PT Grahaniaga Tatautama.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily