Thresa Sandra Desfika (thresa.desfika@investor.co.id)
JAKARTA, investor.id – Bitcoin (BTC) gagal bertahan di atas US$ 30.000 yang menunjukkan hilangnya momentum jangka pendek. Kondisi perdagangan berombak menunjukkan kehati-hatian di antara pedagang kripto, terutama selama seminggu terakhir.
Mengutip situs CoinMarketCap, Selasa (24/5/2022) pada perdagangan pukul 11.00 WIB, BTC turun 2,85% dalam perdagangan 24 jam ke posisi US$ 29.284,70 atau melemah 3,54% dalam sepekan. Secara year to date BTC tengah anjlok 38,57%. Begitupun dengan Ethereum yang juga turun 2,04% dalam perdagangan 24 jam ke posisi US$ 1.987,44 atau melemah 4,05% dalam sepekan. Secaryear to date BTC tengah anjlok 47,28%.
Terkait investasi di kripto, investor saham kawakan, Lo Kheng Hong mengaku bahwa dirinya tidak pernah berinvestasi di kripto karena tidak berani.
“Saya tidak berinvestasi di kripto. Saya tidak menyesal. Saya tidak berani berinvestasi di kripto karena kalau saya beli saham ada perusahaan yang menyertainya. Misalnya, saya beli saham Gajah Tunggal ada pabrik bannya, tapi kalau saya beli kripto gak ada asetnya,” terang Lo Kheng Hong dalam podcast SPOD yang disiarkan di kanal YouTube Syailendra Capital dikutip Selasa (24/5/2022).
“Bagi saya, saya tidak mau berinvestasi di high risk high gain, saya gak mau. Saya maunya di low risk high gain, itu saya baru masuk di situ,” lanjut Lo Kheng Hong.
Dia menyebutkan ketika pernah membeli saham PT Indika Energy Tbk (INDY). “Coba bayangin ketika saya beli Indika Energy nilai buku per sahamnya Rp 1.600, harga sahamnya di Bursa cuma Rp 1.100. Itu price to book gak sampai 0,1. Itu gak high risk high gain. Itu low risk high gain. Udah gak bisa rugi, untung punya,” ungkap Lo Kheng Hong.
Editor : Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)
Sumber : Investor Daily