Muawwan Daelami (muawwan@beritasatumedia.com)
JAKARTA, investor.id – Menteri BUMN Erick Thohir tengah meninjau (review) opsi Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah apakah akan digabungkan dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI.
Erick menilai, BTN masih diperlukan untuk menjadi bank mortgage guna memberikan akses bagi masyarakat terutama generasi muda terhadap perumahan. Sedangkan BRIS akan terus diperbesar.
Karena itu, sebagai bank mortgage, BTN masih di-review untuk diharapkan bisa menghimpun dana yang lebih besar dengan skala jangka panjang antara 10-20 tahun. “Ini yang kita lihat kenapa BTN kita review apakah nanti BTN Syariah bergabung kepada BRIS atau BTN kita perbesar dengan strategi yang namanya konsolidasi,” ucap Erick saat berkunjung ke kantor BeritaSatu Media Holdings (BSMH), Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Secara terpisah, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pihaknya tengah menjajaki opsi melepas Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah. Apabila BTN Syariah dilepas untuk bergabung ke Bank Syariah Indonesia (BSI), maka akan ada dana yang diterima bank berkode saham BBTN ini untuk mendukung kinerja intermediasi perseroan ke depan.
Menurut Haru, berdasarkan peraturan Undang-Undang (UU) tentang perbankan syariah, pada pertengahan 2023 semua UUS harus melepaskan diri dari induknya atau melakukan spin off. Terkait hal tersebut, BTN melakukan upaya untuk memenuhi UU tersebut, terdapat pilihan untuk menjadi bank umum syariah atau menyerahkan ke BSI (BRIS).
“Apabila dilakukan penyerahan ke bank syariah yang sudah ada, tentu hasil penjualannya diperhitungkan sebagai liabilitis yang diserahkan, karena ada aset dan liabilitis dan hampir match. Kalau lebih, dananya untuk BTN ekspansi ke kredit,” kata Haru dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).
BSI merupakan gabungan dari tiga bank syariah milik bank BUMN, yakni Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Dari bank-bank pelat merah, hanya BTN yang bank syariahnya belum digabungkan ke dalam BSI. BSI dibentuk untuk menjadi bank syariah terbesar yang dapat bersaing bukan hanya di Indonesia, tapi juga kancah internasional.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily