Oleh : Primus Dorimulu / FMB
Los Angeles, Beritasatu.com – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) tengah mengembangkan bisnis aluminium melalui PT Adaro Aluminium Indonesia dengan membangun smelter aluminium di Green Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara.
Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir pun menjelaskan alasannya. Disebutkan bahwa ADRO memiliki misi untuk mengoptimalkan produk dalam negeri, salah satunya dengan menyuplai kebutuhan aluminium bagi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Pasalnya, banyak komponen EV yang dibuat dari aluminium, mulai dari sasis hingga badan kendaraan.
Boy, sapaan akrab Garibaldi Thohir, meyakini, suatu saat kendaraan listrik akan diproduksi di Tanah Air dan industri aluminium akan menjadi bagian bisnis yang turut mendukung ekosistem environmental, social, governance (ESG). Alasan lingkungan juga yang melandasi ADRO bertransformasi dari coal base company menjadi masuk ke produk lain melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
“Adaro yang kita canangkan masuk ke Adaro green aluminium. Jadi kita akan buat satu industri aluminium di Kalimantan Utara,” ungkap Boy Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat.
Boy mengimpikan, material kendaraan listrik seperti Tesla hingga Lucid nantinya berasal dari Indonesia, yang diproduksi di kawasan industri hijau terbesar di dunia yang dikembangkan PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.
“Karena ke depan menurut hemat saya, mobil-mobil ini suatu saat nanti akan ditanya lagi oleh customer, misal aluminiumnya dapat dari mana, baterainya dapat dari mana, bahkan nanti bannya diproduksi di mana. Makin lama tentunya kan customer-customer itu makin kritis,” paparnya.
Menurut dia, ketelitian pelanggan dalam memilih produk akan berlanjut, tidak berhenti pada kepedulian mereka terhadap lingkungan saat membeli kendaraan listrik, tetapi juga mencari tahu sumber bahan baku produk tersebut.
“Electric vehicle mereka bilang environmentally friendly product tapi nanti makin kritis lagi, sumber electricity atau energi paling hulunya dari mana? Di situlah kenapa kita mau masuk ke Adaro green energy,” tambah Boy.
Ia optimistis, hanya produksi aluminium di Kalimantan Utara yang akan memiliki nilai tambah yang ramah lingkungan, mulai dari menghasilkan energi dari tenaga air, produksi dengan konsep renewable, namun di saat bersamaan akan menghasilkan harga jual yang premium.
Pada 23 Desember 2021 lalu, Adaro Energy melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (letter of intention to invest) sebesar US$ 728 juta. Dana ini untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia terbesar di dunia, yang sedang dibangun PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.
Penandatanganan dilakukan Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan langsung Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.
Sumber: BeritaSatu.com