EmitenNews.com — Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan tahun 2021 PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) meragukan kelangsungan usaha emiten transportasi umum itu, karena masih mencatatkan defisit sebesar Rp1,27 triliun.
Hal itu tercantum dalam paragraf penekanan laporan audit, Akuntan Publik, Rudi M Tambunan dari Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang dan Ali yang menjadi kesatuan laporan keuangan telah audit TAXI yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/5/2022).
Jelasnya, akumulasi kerugian bertahun-tahun yang menyebabkan defisit TAXI sebesar Rp1,27 triliun menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan perseroan untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
Padahal, dalam catatan 31, TAXI telah menjelaskan rencana untuk keluar dari persoalan itu.
Dalam catatan tersebut, TAXI menegaskan untuk melanjutkan program pengurangan utang dengan penjualan aset yang bukan bagian dari bisnis utama dan aset tidak produktif.
TAXI juga tengah menganalisa kelayakan bisnis pengoperasian taksi reguler maupun komisi di Padang. Langkah berikutnya, mencari pendanaan baru atau investor, guna pengadaan unit kendaraan baru.
“Pelaksanaan langkah ini akan tergantung hasil analisis kelayakan yang dilaksanakan,” tulis manajemen TAXI.
Menariknya, pada akhir Desember tahun 2021, perseroan membukukan laba bersih Rp188,63 miliar, atau membaik dibandingkan tahun 2020 yang tercatat rugi bersih sebesar Rp53, 126 miliar.
Padahal, pendapatan sepanjang tahun 2021 hanya Rp7,263 miliar, atau anjlok 66,28 persen dibandingkan tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp21,541 miliar.
Dalam laporan audit tersebut juga dijelaskan, laba bersih perseroan disumbang dari penghapusan utang senilai Rp169, 84 milliar.
Sebelumnya, TAXI mengumumkan PT Rajawali Corpora bakal menghapus piutang senilai Rp146, 62 miliar, berikut bunga dan denda serta biaya-biaya lainnya.
Sekretaris Perusahaan TAXI, Johannes BE Triatmojo menyatakan, setelah penyelesaian transaksi itu, maka perseroan akan memcatatkan penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif senilai Rp169,84 miliar pada Desember 2021.
“TAXI akan membukukan laba bersih pada tahun 2021 yang berasal dari keuntungan atas penghapusan utang kepada Rajawali Corpora, jumlah kewajiban mengalami penurunan tajam. Sehingga akan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha perseroan,” tulis dia dalam keterangan resmi, Kamis (21/4/2022).
Saham TAXI terakhir bergerak aktif pada 31 Mei 2019, dimana saham TAXI berakhir pada level terendah pada posisi gocap atau Rp50 per lembar saham.
Bahkan jika merujuk data perdagangan yang lebih lawas lagi, saham TAXI sempat menyentuh Rp1.780 sebagai harga tertinggi di 14 Februari 2014 dan terus mengalami koreksi hingga tak berkutik di level terendah. Kondisi ini diperparah dengan masuknya saham perusahaan Taksi Express ini dalam emiten dengan kategori pemantauan khusus oleh BEI dengan notifikasi negative equity.