EmitenNews.com — Sebagai destinasi ekspor utama produk perseroan, seiring dengan risiko resesi akibat kenaikan suku bunga yang tajam, membuat PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) terus memantau perkembangan pasar Amerika Serikat (AS).
Tahun lalu penjualan ke AS mencapai Rp408,64 miliar dari total Rp532,52 miliar yang diperoleh perseroan. Menurut Direktur Utama DSFI, Ewijaya, ekspor ke AS sampai Mei 2022 cenderung lancar. Namun, DSFI terus memantau perkembangan ekonomi di negara tersebut.
“Ekspor ke Amerika Serikat sampai Mei 2022 masih berjalan lancar sesuai target, belum ada dampak resesi kondisi ekonomi di sana terhadap ekspor DSFI. Namun kami terus memantau perkembangan kondisi pasar Amerika Serikat, terutama untuk semester kedua tahun ini sebagai prinsip kehati-hatian sehingga perusahaan dapat mengantisipasi dampak resesi apabila ada ke depannya,” papar Ewijaya belum lama ini.
Menghadapi risiko perlambatan ekonomi, Ewijaya mengatakan perseroan terus memaksimalkan laju bisnis dengan memperluas jaringan penjualan dan menambah pelanggan baru. DSFI juga menerapkan pendekatan pemasaran yang agresif dengan mengikuti pameran di luar negeri seperti pameran di Barcelona pada April 2022.
Untuk itu dipastikan DSFI akan berupaya memacu penjualan ekspor ke negara tujuan lainnya selain AS, tak terkecuali ke pasar domestik, dengan mengembangkan produk-produk yang diminati pasar.
Sampai akhir 2021, kontribusi pasar Amerika Serikat terhadap penjualan DSFI mencapai 76,74 persen. Sementara itu, kontribusi ekspor ke Eropa dan Australia masing-masing sebesar 11 persen dan 9 persen. Penjualan ke pasar domestik memiliki pangsa 4 persen dari total penjualan DSFI dan pasar lainnya sebesar 1 persen.
DSFI mencatatkan kenaikan kinerja pada kuartal I/2022 dengan penjualan sebesar Rp162,9 atau naik 20,87 persen secara tahunan jika dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp134,76 miliar. Mayoritas penjualan DSFI disumbangkan oleh ekspor produk fillet yang mencapai Rp98,09 miliar dan ekspor tuna Rp28,94 miliar.
Adapun total ekspor mencapai Rp154,02 miliar, sementara penjualan lokal Rp8,87 miliar. Ewijaya mengatakan realisasi penjualan sejauh ini masih sesuai ekspektasi perseroan, meski DSFI belum memiliki rencana spesifik untuk ekspansi. Perseroan menargetkan pendapatan tahun ini bisa menembus Rp650 miliar.
“Perseroan terbuka untuk menjajaki setiap peluang bisnis yang ada untuk ekspansi DSFI memperkirakan target penjualan Rp650 miliar pada tahun ini dapat tercapai,” paparnya.
Hingga Maret 2022, dari sisi bottom line, DSFI terpantau membukukan laba neto periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,04 miliar, naik dari sebelumnya Rp 4,14 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Hingga tutup tahun nanti, DSFI membidik target pertumbuhan penjualan sebesar 22% menjadi Rp 650 miliar, dibandingkan realisasi tahun 2021 yang senilai Rp 532,52 miliar. Dari sisi bottom line, perusahaan berharap realisasinya dapat mencapai Rp 28,91 miliar atau lebih tinggi 98,42% dari laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 14,57 miliar.