EmitenNews.com — Sepanjang tahun 2021 ditopang pendapatan yang meningkat, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) berhasil membukukan pula laba bersih yang tumbuh. Dalam laporan keuangan perseroan seperti dikutip pada laman BEI , Selasa (26/4) EMTK mencatatkan pendapatan Rp12,84 triliun di 2021.
Pendapatan ini naik 7,57 persen dari Rp11,93 triliun di 2020. Dengan pendapatan tersebut, beban pokok pendapatan perseroan naik tipis 0,99 persen menjadi Rp9,13 triliun di 2021, dari Rp9,04 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, laba kotor perseroan meningkat cukup signifikan 28,17 persen dari Rp2,89 triliun di 2020, menjadi Rp3,7 triliun di 2021. Begitu pula dengan laba usaha yang naik 4,68 persen menjadi Rp1,35 triliun, dari Rp1,29 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Dengan kinerja pendapatan dan laba tersebut, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan tercatat naik hingga 174,9 persen menjadi Rp5,65 triliun, dari Rp2,05 triliun secara yoy.
Sepanjang 2021, total aset perseroan juga meningkat drastis 113,42 persen menjadi Rp38,1 triliun, dari Rp17,8 triliun di 2020. Meningkatnya aset perseroan ini disebabkan oleh naiknya kas dan setara kas menjadi Rp7,3 triliun dari Rp2,6 triliun di aset lancar.
Sementara di bagian aset tidak lancar, beberapa pos mengalami kenaikan signifikan seperti investasi pada entitas asosiasi yang naik dari Rp997,4 miliar menjadi Rp5,66 triliun di 2021, serta investasi jangka panjang yang naik menjadi Rp8,29 triliun di 2021, dari Rp1,30 triliun di tahun 2020.
Sedangkan total liabilitas perseroan hingga akhir 2021 tercatat turun menjadi Rp4,49 triliun, dari Rp5,48 triliun di akhir 2020. Turunnya liabilitas perseroan ini akibat berkurangnya pinjaman bank jangka panjang dari Rp2,08 triliun di 2020, menjadi Rp611,9 miliar di 2021.
Adapun total ekuitas perseroan meningkat tajam menjadi Rp33,6 triliun di 2021, dari Rp12,39 triliun di 2020. Meningkatnya ekuitas perseroan diakibatkan oleh tambahan modal disetor – neto menjadi Rp12,6 triliun, serta saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menjadi Rp4,6 triliun di 2021.