Oleh : Muhammad Ghafur Fadillah / WBP
Jakarta, Beritasatu.com – PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), emiten kemasan, kertas, dan bahan kimia sepanjang 2021 mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 75,8 miliar, atau naik 50% dibanding 2020 sebesar Rp 50,6 miliar.
Presiden Direktur PT Alkindo Naratama Tbk Sutanto mengatakan peningkatan laba bersih sejalan dengan meningkatnya penjualan dari bisnis sub-grup kertas yang menjadi kontributor utama sebesar 65%. “Dari total 65%, sebesar 38% berasal dari ECO paper dan 27% dari Alkindo,” kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (17/3/2022).
Sedangkan sub-grup kimia menyumbang 35% yang terdiri dari 17% dari PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) , 18% PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA).
Dia mengatakan sub-grup kertas telah mendominasi penjualan bersih ALDO sejak akuisisi ECO pada tahun 2019. Adapun dari segi geografis, penjualan di tahun 2021 masih didominasi oleh pasar domestik sebesar 95% dan sisanya 5% untuk ekspor.
Selama 2021 Alkindo membukukan pendapatan Rp 1,46 triliun atau naik 32%.dibanding 2020. Menurut Sutanto, capaian ini tak lepas dari inovasi dan strategi perseroan mengikuti perubahan pasar. “Alkindo sejak 2 tahun terakhir telah masuk ke industri kemasan makanan (paper box) dan tas berbahan baku kertas (paper bag) untuk mendukung pasar FMCG, food and beverages (F&B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh signifikan di masa pandemi,” jelasnya
Sebagai informasi, total penjualan tahun lalu dari anak usaha PT Swisstex Naratama Indonesia (Swisstex) yang bergerak pada segmen kimia tekstil sebesar Rp 243 miliar, atau turun 4% secara tahunan. Sedangkan penjualan segmen polimer dari anak usaha PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA) mencapai Rp 265,2 miliar atau meningkat 53% dibandingkan dengan tahun 2020.
Dia mengatakan pada 2022 ALDO memproyeksikan dapat meraih pertumbuhan penjualan sebesar 30% dan laba bersih naik 40%.
Capex Rp 385 Miliar
Untuk tahun ini, Alkindo Naratama menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 385 miliar yang akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi usaha kertas cokelat atau Brown Eco Manufacturer (ECO) dengan memasang paper machine 2 (PM 2).
Penambahan kapasitas produksi ini bakal tuntas pada awal November 2022. Pasalnya, proses pemasangan PM 2 sudah mulai dilaksanakan sejak 2021 dan instalasi PM 2 untuk industri yang berskala besar biasanya akan memakan waktu sekitar satu setengah tahun.
Sumber: Investor Daily