Lona Olavia (redaksi@investor.id)
JAKARTA, investor.id – PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) menjelaskan bahwa perubahan aset sebesar US$ 50,1 juta pada tahun buku 30 Juni 2022 karena dikonsolidasikannya laporan keuangan PT Bhakti Coal Resources.
“Terdapat perubahan aset lebih dari 20% atau US$ 50.106.489 pada laporan keuangan tahun buku 30 Juni 2022 dibandingkan tahun buku 31 Desember 2021 setelah dikonsolidasikannya laporan keuangan entitas anak PT Bhakti Coal Resources,” ujar Wakil Presiden Direktur MNC Energy Investments Wishnu Handoyono dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Senin (3/10/2022).
Wishnu menjelaskan perubahan liabilitas lebih dari 20% pada tahun buku 30 Juni 2022 itu terutama disebabkan adanya promissory note atas perjanjian jual beli saham antara IATA dengan PT MNC Investama Tbk (BHIT) senilai US$ 140 juta.
“Dengan adanya penambahan aset dan liabilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perseroan di masa mendatang,” pungkasnya.
Untuk informasi, MNC Energy Investments melaporkan peningkatan laporan keuangan Juni 2022. Perbandingan antara semester I-2022 dan semester I-2021 menggunakan dua metode. Yang pertama, menggunakan jumlah aktual IATA per semester I-2021, sebelum konsolidasi PT Bhakti Coal Resources (BCR). Yang kedua, sesuai dengan PSAK 38 DK24 yang mengharuskan laporan keuangan disajikan secara proforma setelah BCR dikonsolidasikan.
Pertama, komparasi aktual semester I-2021 sebelum konsolidasi BCR. Dalam keterangan resmi perseroan, Kamis (8/9/2022), dijelaskan bahwa berdasarkan hasil aktual semester I-2021, perseroan melaporkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35% dari US$ 4,61 juta pada semester I-2021 menjadi US$ 84,5 juta pada semester I-2022.
Demikian pula, EBITDA perseroan tumbuh dari US$ 545 ribu pada semester I-2021 menjadi US$ 44,72 juta pada semester I-2022, atau sekitar 8.098,60%. Laba bersih perseroan juga tumbuh secara signifikan dari negatif US$ 1,7 juta menjadi positif US$ 32,19 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batu bara sebagai akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas berebut untuk mencari alternatif setelah mengalami kesulitan dalam mengamankan pasokan.
Sedangkan, komparasi berdasarkan PSAK 38 DK24. Rinciannya adalah dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun 2021, pendapatan usaha meningkat tajam sebesar 254,36% atau US$ 84,5 juta pada semester I-2022 dari US$ 23,85 juta semester I-2021. Kenaikan juga dapat dilihat dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, dari US$ 13,63 juta di kuartal II-2021 menjadi US$ 44,11 juta di kuartal II-2022 atau sebesar 223,61%.
Sebelumnya, Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) memastikan, batu bara akan menjadi salah satu bisnis utama MNC Group, selain media, jasa keuangan, dan properti. Hal itu ditegaskan HT saat menghadiri penandatangan kontrak penjualan batu bara IATA dengan tiga pembeli SAII Resources Pte Ltd, Visa Resources Pte Ltd, dan CPTL Pte Ltd.
MNC Energy menggarap bisnis pertambangan batu bara melalui anak usahanya PT Bhakti Coal Resources (BCR). Perseroan akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar US$ 108,42 juta dari ketiga kontrak itu dan mengantisipasi lebih banyak kontrak lagi di masa depan, seiring dengan peningkatan produksi. Kontrak pembelian jangka panjang ini menunjukkan kepercayaan pembeli atas operasional tambang MNC Energy.
“Prospek batu bara luar biasa, karena mencapai harga paling tinggi. Produksi batu bara Indonesia, termasuk tertiggi, sehingga memberikan pemasukan tinggi untuk APBN. Tahun depan, produksi batu bara MNC Energy akan ditingkatkan, karena cadangan sangat besar,” ungkap Hary Tanoesoedibjo dalam keterangan resmi.
Editor : Lona Olavia (olavia.lona@gmail.com)
Sumber : Investor Daily