EmitenNews.com—PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menargetkan marketing sales mencapai Rp2 triliun pada 2023. Angka ini naik 16 persen year on year (yoy) dibandingkan realisasi pada 2022 yang sebesar Rp1,72 triliun.
Corporate Secretary Jababeka (KIJA) Muljadi Suganda menjelaskan, dana sebesar Rp1 triliun ditargetkan berasal dari kawasan industri Cikarang dan lainnya, atau tidak termasuk perusahaan Joint Venture.
“Rinciannya, sebesar Rp750 miliar dari tanah matang dan bangunan industri, serta sebesar Rp250 miliar dari produk residensial dan komersial di kawasan industri Cikarang dan lainnya,” kata Muljadi dalam media lunch di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Ia mengatakan, sebesar Rp1 triliun berasal dari perusahaan-perusahaan Joint Venture, yang mana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal merupakan kontributor terbesar dengan target sebesar Rp800 miliar, serta Joint Venture residensial/komersial di Cikarang sebesar Rp200 miliar.
Dalam kesempatan ini, dia menjelaskan Jababeka merealisasikan penjualan pemasaran real estate sebesar Rp1,72 triliun pada 2022, atau di atas target yang sebesar Rp1,7 triliun dan pencapaian 2021 sebesar Rp1,42 triliun.
“Pada tahun 2022, marketing sales terutama dari Cikarang mencapai Rp844,2 miliar dari lahan seluas 14,4 hektar. Ini termasuk penjualan tanah matang seluas 10,6 hektar sebesar Rp377,6 miliar,” ujar Muljadi.
KEK Kendal menyumbang marketing sales sebesar Rp737,2 miliar dengan total lahan seluas 54,1 hektar di tahun 2022, atau meningkat 74 persen yoy dibandingkan sebesar Rp423,9 miliar pada 2021.
Menurut dia, penjualan dari industri domestik juga mendominasi di KEK Kendal dengan kontribusi 79 persen pada tahun 2022, sedangkan 21 persen sisanya penjualan dari investor asing yang berasal dari Cina, Jerman, dan Korea Selatan.
Di KEK Kendal, penjualan tunggal terbesar berasal dari perusahaan peralatan rumah tangga dari Indonesia, yang membeli lahan seluas 13,5 hektar sebesar Rp194,5 miliar pada 2022.
Selanjutnya, KEK Tanjung Lesung, Banten, dan produk lainnya membukukan marketing sales sebesar Rp135,5 miliar pada tahun 2022, atau dari dua kali lipat dari 2021.
Pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, serta pemerataan pembangunan, yang mana hingga saat ini telah terdapat 19 KEK di seluruh Indonesia.
Dari sisi marketing sales pendapatan KIJA di tahun 2020 Rp898 miliar, lonjakan di 2022 Rp1,717 T. Adapun marketing sales KIJA diproyeksikan senilai Rp1 triliun masih dari Cikarang, sisanya Rp1 triliun lagi dari JV termasuk kendal dan 80 persen dari Rp1 triliun ini berasal dari KEK Kendal.
KEK Kendal menjadi yang terbaik dengan serapan investasi terbesar, dari tanjung lesung dan morotai belum memberikan sumbangan signifikan.
Saat ini di KEK Kendal sudah ada 80 tenan dengan nilai investasi yang di catat Rp28,9 triliun sejak awal didirikan di tahun 2016.
Sedangkan merujuk data resmi Ekonomi Khusus (KEK) Kendal di Jawa Tengah (Jateng) sebagai KEK berbasis industri pertama di Pulau Jawa mencatatkan komitmen investasi sebesar Rp 27 triliun hingga Juli 2022.
Komitmen investasi di KEK Kendal tersebut berasal dari 75 pelaku usaha dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, dan Hongkong, serta termasuk juga investor dari dalam negeri.
Investasi tersebut mampu menyerap 12.030 orang tenaga kerja dan telah menghasilkan nilai ekspor sebesar 50 juta dollar AS atau sekira Rp 748,9 miliar (kurs Rp 14.978 per dollar AS).