Parluhutan Situmorang (redaksi@investor.id)
JAKARTA, Investor.id – Harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) digadang-gadang menuju level Rp 250. Aksi kerek saham tersebut didukung sentimen konglomerat dari Amerika Serikat (AS) yang akan memborong nikel dalam jumlah besar dari Indonesia dan rencana pembangunan smelter II.
Seorang sumber Investor Daily mengatakan, aksi beli nikel dalam jumlah besar oleh konglomerasi AS dari Indonesia secara tidak langsung akan berimbas terhadap seluruh produsen nikel, termasuk Central Omega. Apalagi harga saham DKFT relatif belum bergerak banyak dalam beberapa bulan terakhir, meskipun harga nikel sedang melonjak.
“Aksi borong nikel ini menarik minat sejumlah fund manager untuk memburu saham emiten produsen nikel di Tanah Air, salah satunya DKFT yang memiliki harga relatif masih tertinggal, dibandingkan emiten nikel lainnya,” ujarnya di Jakarta.
Tidak hanya itu, menurut dia, aksi kerek saham DKFT didorong agresifnya ekspansi perusahaan Korea Selatan untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Begitu juga dengan ekonomi Tiongkok mulai membaik yang diprediksi akan mengerek perekonomian dunia.
Sentimen positif, terang dia, bakal datang dari penjajakan investor untuk pengembangan smelter feronikel II senilai US$ 500 juta. Diperkirakan beberapa investor besar sudah menyatakan ketertarikan masuk, seiring dengan tingginya permintaan nikel dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Central Omega sebelumnya menyebutkan bahwa seleksi mitra strategis untuk proyek smelter Feronikel (FeNi) tahap II di Kabupaten Morowali Utara sedang berlangsung. Smelter ini diharapkan mulai commissioning pada 2026.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
