
Thresa Sandra Desfika (thresa.desfika@investor.co.id)
JAKARTA, investor.id – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup melesat 2,94% ke Rp 8.750 pada perdagangan Kamis (15/9/2022). Dalam satu bulan terakhir, BBCA melompat 10,06%.
Berkaitan dengan saham BBCA, saat menjadi pembicara di SimInvestival Goes to Campus 2022 di Bandung beberapa waktu lalu, investor kawakan Lo Kheng Hong sempat memberikan gambaran tentang saham kepada hadirinnya, dan salah satu yang dijadikan contoh adalah saham BBCA.
Dia menjelaskan bagaimana pergerakan saham BBCA dari sejak initial public offering (IPO) pada tahun 2000 dan posisinya setelah 22 tahun kemudian.
“Ini contoh harga saham IPO BCA. Ini bukan rekomendasi membeli atau menjual, ini hanya contoh,” tegas Lo Kheng Hong dikutip dari kanal YouTube SimInvest, Kamis (15/9/2022).
“Harga IPO BCA Rp 1.400 tahun 2000, 22 tahun lalu. Sudah di-split empat kali. 1 jadi 2, 2 jadi 4, 4 jadi 8, 8 split 5 jadi 40,” jelas Pak Lo, sapaan akrabnya.
Dia menambahkan, bahwa satu saham BBCA dahulu kini telah menjadi 40 saham setelah dilakukan stock split.
Ketika Lo Kheng Hong menjadi pembicara di acara itu, harga saham BBCA di kisaran Rp 7.500-7.950. Maka, Pak Lo menggunakan asumsi di kisaran harga tersebut.
“Anda kata Rp 7.500 saja kali 40 sudah Rp 300.000. Sudah capital gain 20.000% lebih (dari sejak IPO),” papar Lo Kheng.
“Kalau beli saham BCA, 22 tahun untungnya 20.000%,” sambung dia.
Lo Kheng Hong menggambarkan, jika membeli saham BCA saat IPO dengan nilai Rp 1,4 miliar (dapat 1 juta saham IPO BCA) dan didiamkan saja, maka 22 tahun kemudian nilainya sudah jadi Rp 300 miliar.
“Kita tidur tiap hari gak usah kerja santai aja, ketika 22 tahun kita bangun uang itu jadi Rp 300 miliar,” terang Warren Buffett Indonesia itu.
“Ini bukan cerita halusinasi, ini kisah yang sudah terjadi, bukan khayalan,” imbuhnya.
“Orang-orang yang pegang saham BCA bertahan sampai sekarang, dia menjadi orang yang kaya. Perlu kerja gak? Enggak, tidur aja dan tiap hari bersenang-senang aja,” tutup Pak Lo.
Editor : Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)
Sumber : Investor Daily