Muhammad Ghafur Fadillah (muhamad.ghafurfadillah@beritasatumedia.com)
JAKARTA, Investor.id – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar menjadi Rp 1,29 triliun pada semester I-2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 1,03 triliun. Kendati demikian, rugi bersih yang ditanggung justru melesat sebanyak 100% dari Rp 46,46 miliar Rp 110,87 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip oleh Investor Daily mengungkapkan, peningkatan pendapatan bersumber dari segmen infrastruktur dan manufaktur sebesar Rp 1,23 triliun, dibandingkan sebelumnya hanya Rp 944 miliar. Namun demikian segmen jasa fabrikasi dan konstruksi justru mencetak penurunan hingga 40,66% menjadi Rp 56,22 miliar dari sebelumnya Rp 94.74 miliar.
Dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok juga terkerek naik Rp 195 miliar menjadi Rp 1,05 triliun dari sebelumnya Rp 857,28 miliar pada periode yang sama akhir tahun 202 lalu. Pada saat ditelusuri, segmen bahan baku menyumbang kenaikan paling besar yakni Rp 623,90 juta dari Rp 391,61 juta. Dengan demikian, laba bruto yang diperoleh perseroan sebesar Rp 241,38 miliar.
Beban ditambah dengan rugi selisih kurs sebesar Rp 66,32 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, segmen ini justru untung Rp 62,53 miliar. Disusul oleh rugi dari segmen lain-lain senilai Rp 3,81 miliar. Dengan demikian, beban lain-lain bersih dari BNBR pada semester pertama 2022 melesat hingga Rp 107,91 miliar dari sebelumnya hanya Rp 10,92 miliar.
Sementara itu, total aset perseroan hingga akhir Juni 2022 berjumlah Rp 16,43 triliun yang terdiri atas aset lancar Rp 13,05 triliun dan aset tidak lancar Rp 3,38 triliun. Sedangkan total liabilitas juga tercatat meningkat 8.90% menjadi Rp 15,12 triliun dari Rp 13,91 triliun yang disumbang oleh liabilitas derivatif sebesar Rp 10,20 triliun dan utang usaha pihak ketiga Rp 491,09 miliar.
Sebelumnya, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), yakni PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) bersama PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, bersepakat untuk membangun aliansi strategis demi mewujudkan cita-cita membangun ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia.
Nota kesepahaman (MoU) antara kedua pihak ditandatangani oleh Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro dan Direktur Utama VKTR Gilarsi W Setijono, di Madiun, Jawa Timur pada awal Agustus 2022.
Budi Noviantoro menjelaskan, ada kemiripan platform dan tujuan dari PT INKA dan VKTR, di mana kedua pihak kini tengah berupaya menjadi pelopor dibangunnya ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Budi, hal itu tentu dapat disinergikan demi memperkuat sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak.
“Kami ini punya rencana pengembangan industri yang saya yakin bisa saling membantu dan melengkapi. Kan, masing-masing jadi tidak perlu mengupayakan semuanya sendiri-sendiri. Kita kolaborasikan kapasitas dan kemampuan yang ada,” kata Budi.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily