EmitenNews.com—PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) mencatat penjualan per 30 September 2022 dibandingkan dengan per 30 September 2021 mengalami penurunan sebesar Rp102 miliar, hal ini melanjutkan penurunan yang terjadi per 30 September 2021. Jika dibandingkan dengan per 30 September 2020 yakni sebesar Rp556 miliar.
Penurunan Penjualan terutama dikontribusi oleh penurunan pendapatan berdasarkan kategori distribusi dan penjualan sebesar Rp64 miliar atau sebesar -93,82% dan kategori pengolahan makanan sebesar Rp63 miliar atau sebesar -77,29%. Bursa meminta penjelasan latar belakang atas hal ini.
Menjawab sejumlah pertanyaan dari sang regulator, manajemen BEEF menjabarkan, latar belakang dari atas penurunan Penjualan terutama dikontribusi oleh penurunan pendapatan berdasarkan kategori distribusi dan penjualan sebesar Rp64 miliar atau sebesar -93,82% dan kategori pengolahan makanan sebesar Rp63 miliar atau sebesar -77,29% disebabkan dalam 2 tahun terakhir ini Perseroan masih mengalami kerugian atas beban bahan baku yang sangat mahal.
Sehingga produksi dari Perseroan pun mengalami penurunan, dan penjualan produk pun banyak terhambat. Rencana Perseroan untuk menambah segmen pendapatan, dijalankan kembali Sewa Kandang, menerima Maklon dari Pihak ketiga, menjalankan Import Sapi, Penjualan produk di eCommerce Marketplace.
Untuk strategis perseroan atas rencana untuk meningkatkan penjualan akan di geber melalui Kibif Mart, Online, cold storage point, franchise, dan multi level marketing.
“Proyeksi pendapatan Perseroan dalam 3 tahun kedapan sebagai bentuk dari Hasil rencana restrukturisasi dengan pihak kreditur belum dapat kami sampaikan, Perseroan masih berdiskusi atas proyeksi tersebut,” ujar Manajemen BEEF yang di kutip, Senin 9 Januari 2023.
Laba Kotor per 30 September 2022 dibandingkan dengan per 30 September 2021 mengalami penurunan sebesar Rp16 miliar. Pendapatan turun 82,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 123 miliar menjadi Rp22 miliar, namun proporsi Beban pokok terhadap Pendapatan per 30 September 2022 sebesar 92,82% yaitu sebesar Rp20 miliar. Hal tersebut mencerminkan tidak efektifnya operasional Perseroan dalam mengelola beban pokok dibanding periode sebelumnya.
Latar belakang atas meningkatnya proporsi beban pokok terhadap pendapatan Perseroan disebabkan Operasional Perseroan hingga saat ini masih berjalan, sehingga proporsi beban pokok terus meningkat. Kebutuhan Perseroan di unit usaha atas Listrik dan Air di Kawasan Unit Usaha sangat tinggi. Penggunaan Listrik dan Air dalam unit usaha sangat dibutuhkan, atas Cold Storage unit usaha kami dalam persediaan produk Perseroan maupun produk Maklon pihak ketiga.
Beban Usaha atas Karyawan pun lebih tinggi dibanding tahun lalu, dengan adanya perubahan manajemen baru dalam Perseroan, sehingga penambahan beban atas karyawan pun bertambah.
Substitusi supplier di pasar yang dapat menjadi rekanan Perseroan dengan harga yang lebih terjangkau, saat ini Perseroan masih menganalisa dengan skema COD (Cash on Delivery) ataupun menggunakan Pembayaran dengan Jangka Waktu tertentu, sehingga Perseroan masih mengkomparasi harga yang lebih terjangkau dan fleksibel dalam termin pembayaran.
Bursa juga mempertanyakan terkait ekuitas Perseroan menunjukkan nilai negatif sejak 31 Maret 2021. Langkah Perseroan atas nilai buku yang negative sejak 31 Maret 2021, adalah hadirnya Investor Baru, Pemanfaatan kembali Aset /Fasilitas unit Perseroan, Mengaktifkan kembali Unit Usaha Bisnis dan Aset Perseroan, Memproduksi kembali semua produk produk yang telah ada dan melakukan penetrasi pasar kembali. Strategi untuk perbaikan going concern adalah perbaikan Infrastruktur Perseroan yang telah vakum dalam 2 tahun ini.
Rencana Perseroan untuk meningkatkan kolektibilitas piutang Usaha, adalah dengan mendatangi para rekan usaha yang telah membantu Perseroan dalam hal menjual produk produk kibif dengan tetap memberikan kesempatan jangka waktu pengembalian piutang usahanya terhadap Perseroan, tetapi dengan bentuk Perjanjian Kerjasama yang baru dan lebih terkoordinasi.
Menjawab pertanyaan BEI tentang apakah Perseroan memiliki rencana aksi korporasi dalam jangka waktu 3 bulan ke depan? Manajemen menjawab bahwa Perseroan ada rencana akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan apabila Laporan Keuangan Tahunan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.