
Ely Rahmawati (redaksi@investor.id)
JAKARTA, investor.id – PT Bank Jago Tbk (ARTO) masih menunjukkan prospeknya sebagai salah satu bank digital terbesar di Indonesia. Hingga Juli 2022, kinerja Bank Jago makin bertumbuh dengan meraih laba bersih Rp 33 miliar, yang mencerminkan aktivitas pinjaman yang kuat dan basis kredit solid.
Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra dalam riset harian mengungkapkan, profitabilitas Bank Jago didorong oleh penguatan aktivitas pengucuran kedit sebesar Rp 4,3 triliun pada periode tersebut. Sedangkan laba bersih perseroan pada Juli 2022 saja mencapai Rp 4 miliar atau bertambah dari Juni 2022 yang sebanyak Rp 222 juta.’
“Peningkatan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan operasional bersamaan dengan penurunan biaya kredit. Pertahankan beli untuk saham Bank Jago dengan target harga Rp 18.000,” tulis Kresna dan Boby dalam risetnya, baru-baru ini.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat (23/9/2022), saham Bank Jago dengan kode ARTO ditutup melemah Rp 200 (2,6%) pada harga Rp 7.225. Dengan demikian, potensi cuan ARTO tergolong fantastis hingga 149%.
Target harga ARTO tersebut juga merefleksikan keberhasilan Bank Jago dalam mempertahankan sejumlah indikator, seperti CASA naik 26% pada Juli dibandingkan Juni 2022. Sedangkan NIM turun ke 9,3% pada Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 sekitar 9,9%.
“Bank Jago berhasil menggabungkan pertumbuhan bisnis dan profitabilitas hingga kuartal II-2022 dengan baik, sehingga tercapai laba bersih Rp 29 miliar pada semester I-2022. Perseroan juga berhasil mendongkrak kredit sebesar 3,3 kali (yoy). Namun, kejatuhan saham emiten teknologi global menjadi sentimen negatif saham ini, ditambah ketatnya persaingan dari bank konvensional,” ungkap Kresna dan Boby.
Analis tersebut memberikan catatan positif atas pencapaian ARTO pada kuartal II-2022. Beberapa di antaranya pertumbuhan kredit mencapai 18% dengan terjadi peningkatan penyaluran ke sektor usaha kecil menengah (UMKM) yang terus tumbuh.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan simpanan mencapai 45% pada kuatal II-2022 menjadi Rp 6,1 triliun. Hal ini membuat rasio CASA perseroan meningkat menjadi 63% sampai semester I-2022.
Tidak hanya itu, ARTO berhasil menaikkan margin keuntungan bersih (NIM) menjadi 10,7% sampai semester I-2022 dibandingkan periode sama tahun lalu 6,5%. Kenaikan dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor yang menawarkan tingkat keuntungan baik.
“Sedangkan NPL perseroan meningkat dari 1,5% pada kuartal I-2022 menjadi 2,7% pada kuartal II-2022. Biaya kredit juga naik dari 2,8% menjadi 5,4% pada semester I-2022,” sebut Kresna dan Boby.
Namun, belakangan ini harga saham ARTO telah turun signifikan, bahkan beberapa kali auto reject bawah (ARB). Meski begitu, ARTO masih diunggulkan analis karena prospeknya sebagai bank digital di masa mendatang.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily