
Parluhutan Situmorang (redaksi@investor.id)
JAKARTA, Investor.id – Volume produksi dan rata-rata harga jual batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) diproyeksikan lebih tinggi dari perkiraan. Apalagi dengan kondisi cuaca yang baik untuk penambangan batu bara.
Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG dengan target harga direvisi naik dari Rp 35.000 menjadi Rp 50.000 per saham. Kemarin, saham ITMG ditutup menguat ke level Rp 42.550.
“Kami memperkirakan produksi batu bara perseroan akan lebih tinggi pada kuartal mendatang didukung cuaca yang baik. Begitu juga dengan realisasi harga jual batu bara yang lebih tinggi, dibandingkan ekspektasi, seiring dengan mendekati musim dingin,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG dengan target harga direvisi naik dari Rp 35.000 menjadi Rp 50.000 per saham. Kemarin, saham ITMG ditutup menguat ke level Rp 42.550.
“Kami memperkirakan produksi batu bara perseroan akan lebih tinggi pada kuartal mendatang didukung cuaca yang baik. Begitu juga dengan realisasi harga jual batu bara yang lebih tinggi, dibandingkan ekspektasi, seiring dengan mendekati musim dingin,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Berdasarkan data, volume produksi Indo Tambangraya mengalami penurunan mencapai 12% menjadi 7,7 juta ton pada semester I-2022 dipicu hujan yang menurunkan aktivitas penambangan. Sedangkan pada semester II-2022, volume produksi diperkirakan naik dengan optimisme target produksi sebanyak 18 juta ton tercapai tahun ini,” tulisnya.
Pergerakan harga saham, ungkap dia, juga didukung rasio dividen yang besar. Misalnya, sebanyak 70% keuntungan tahun 2021 telah dibagikan sebagai dividen. Rasio dividen yang besar tersebut diprediksi berlanjut dengan perkiraan mencapai US$ 781 juta untuk tahun buku 2022. Dividen tersebut kemungkinan dibagikan dalam bentuk dividen interim sekitar US$ 221 juta dan dividen final US$ 560 juta.
Dengan volume produksi yang lebih tinggi pada semester II tahun ini dan rata-rata harga jual yang lebih tinggi dari perkiraan, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan laba bersih Indo Tambangraya mencapai US$ 1,11 miliar dan pendapatan US$ 3,58 miliar. Sedangkan tahun 2023, proyeksi laba bersih direvisi naik dari semula US$ 756 juta menjadi US$ 953 juta.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily