JAKARTA, Investor.id – Trimegah Sekuritas menyebutkan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terlalu menarik untuk diabaikan (too atractive to ignore). Hal ini didukung tren peningkatan penjualan marketing (marketing sales) dan kinerja keuangan, dibandingkan harga saham SMRA saat ini.
Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus, Mashudi Sudarmadji, dan Kharel Devin Fielim mengatakan, tren peningkatan marketing sales perseroan telah terlihat dari realisasi sepanjang Januari 2022. Perseroan mencetak marketing sales Rp 363 miliar pada Januari atau naik 137%, dibandingkn Desember 2021 dan bertumbuh 15%, dibandingkan Januari 2021.
Lonjakan marketing sales perseroan, ungkap dia, didukung rencana pengembangan sejumlah proyek yang diharapkan merealisasikan target senilai Rp 6 triliun. Sebagian besar proyek akan diluncurkan pada semester II tahun 2022. Di antaranya, Summarecon Crown- Gading dengan target Rp 1 triliun, Summarecon Bogor fase 3 Rp 800 miliar. Perseroan juga mengembangkan beberapa proyek properti lainnya.
Summarecon Crown merupakan proyek milik Summarecon dengan saham 51% dan Sumitomo Forestry Singapore Ltd mencapai 49%. Perseroan akan mengembangkan lahan seluas 293 hektare yang berlokasi di Tarumajaya, yaitu berdekatan dengan ruas tol Cibitung-Cilincing seki IV.
Terkait pendapatan berulang (recurring incomes), dia mengatakan, besaran diskon terhadap penyewa pusat perbelanjaan perseroan telah diturunkan menjadi 20% pada Januari-Februari 2022, dibandingkan 35% pada 2021. Bahkan, manajemen perseroan menyebutkan jika pandemi Covid bertambah, perseroan hanya menaikkan diskon menjadi 30%.
Prospek SMRA
Rekomendasi | Target harga (Rp) | |
CGS CIMB Sekuritas | buy | 1.350 |
Trimegah Sekuritas | buy | 1.200 |
“Berbagai faktor tersebut mendorong kami mempertahankan rekomendasi saham SMRA dengan target harga Rp 1.200. Target tersebut menunjukkan solidnya marketing sales dan kuatnya performa keuangan perseroan. Target harga tersebut merefleksikan diskon sebesar 70% dari perkiraan nilai aset bersih (NAV),” ujarnya.
Trimegah Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih Summarecon menjadi Rp 496 miliar tahun 2022, dibandingkan perkiraan tahun 2021 sebanyak Rp 403 miliar. Pendapatan perseroan juga diperkirakan naik dari Rp 5,59 triliun menjadi Rp 6,08 triliun. Sedangkan marketing sales diperkirakan naik dari Rp 5,24 triliun menjadi Rp 5,4 triliun tahun ini.
Revisi Naik
Sementara itu, analis CGS CIMB Sekuritas Halima Y Syahputra dan Aurelia Barus Sebelumnya merevisi naik target harga saham Summarecon dari Rp 1.250 menjadi Rp 1.350 dengan rekomendasi dipertahankan buy. Kenaikan target harga ini menggambarkan ekspektasi solidnya penjualan properti tahun ini.
Revisi naik tersebut didasarkan sejumlah alasan, yaitu penjualan marketing (marketing sales) properti menunjukkan pertumbuhan solid terlihat dari realisasi Januari 2022 dengan raihan pertumbuhan 15% menjadi Rp 363 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu.
Marketing sales berasal dari proyek perseroan di Kelapa Gading senilai Rp 9 miliar, proyek di Bekasi berkontribusi Rp 106 miliar, proyek di Serpong menyumbang Rp 155 miliar, proyek properti di Bandung Rp 72 miliar, proyek di Karawang mencapai Rp 5 miliar, dan proyek di Makassar Rp 16 miliar.
“Perseroan juga menunjukkan pertumbuhan seluruh bisnis, meskipun program PPN belum diperpanjang pemerintah pada periode Januari 2022. Tentu dengan perpanjangan insentif PPN penjualan rumah justru memberikan dampak positif terhadap penjualan perseroan tahun ini,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Kondisi tersebut, ungkap mereka, mendorong CGS CIMB Sekuritas merevisi naik target marketing sales Summarecon Agung menjadi Rp 5,5 triliun tahun ini. Peningkatan didukung tas perkiraan nilai proyek properti yang bakal ditawarkan (gross development value/GDV) senilai Rp 6 triliun tahun 2022 ditambah produk jadi dari tahun lalu yang belum terjual mencapai Rp 1 triliun.
“Fakta tersebut mendorong kami untuk mempertahankan rekomendasi add saham SMRA dengan target harga direvisi naik dari Rp 1.250 menjadi Rp 1.350 per saham. Target tersebut merefleksikan diskon sebesar 46% dari perkiraan NAV perseroan,” tulisnya.
CGS CIMB Sekuritas merevisi naik perkiraan pendapatan perseroan tahun 2022 dari Rp 6,06 triliun menjadi Rp 6,65 triliun. Begitu juga dengan EBITDA direvisi naik dari Rp 1,63 triliun menjadi Rp 1,73 trilliun. Sedangkan estimasi laba bersih direvisi naik dari Rp 376 miliar menjadi Rp 427 miliar.
Adapun perkiraan pendapatan dan laba bersih tahun 2021 diproyeksikan masing-masing Rp 5,08 triliun dan Rp 346 miliar.
Editor : Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily