
Investor Daily (redaksi@investor.id)
JAKARTA, investor.id – PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND) menargetkan penjualan di sektor properti dan perhotelan secara konsolidasi sepanjang 2022 meningkat sekitar 30-50% dibandingkan tahun lalu.
Presiden Direktur Trimitra Propertindo (LAND) Suryadi meyakini, target tersebut bisa diupayakan dan pada akhirnya ikut mendorong pendapatan perusahaan sebesar peningkatan penjualan. Meski ia menyadari, perlu stimulasi untuk mengembalikan daya beli masyarakat ke posisi normal, sebelum pandemi Covid-19 berakhir.
“Saya berharap pemasaran kami bisa terus berkarya namun kami tidak memprediksi 100%. Dengan upaya membaiknya Covid-19, target penjualan kita meningkat 30%, mungkin bisa 50%. Tidak mau muluk-muluk namun achievable, jika 30-50% bisa membaik, otomatis pendapatan kita naik 30-50%,” terang Suryadi dalam paparan publik, Selasa (14/6/2022).
Optimisme tersebut dilatarbelakangi pelonggaran mobilitas masyarakat tahun ini, sehingga perseroan bisa kembali menyelenggarakan sejumlah pameran penjualan properti di pusat perbelanjaan dan tempat keramaian lain.
Untuk belanja modal (capex), Suryadi memperkirakan LAND akan mengeluarkan sekitar Rp 75 miliar hingga Desember 2022 untuk progres pembangunan sejumlah proyek.
Sebagai gambaran, pada 2021 LAND membukukan pendapatan Rp 42,58 miliar, naik hampir dua kali lipat dari perolehan 2020 senilai Rp 27,22 miliar. Namun pendapatan tersebut belum mencetak laba, melainkan justru menorehkan rugi tahun berjalan senilai Rp 11,6 miliar, yang lebih baik dari rugi tahun 2020 di kisaran Rp 17,94 miliar.
Sementara pada kuartal I-2022, pendapatan Trimitra Propertindo terkoreksi Rp 352,03 juta menjadi Rp 7,53 miliar dari Rp 7,89 miliar pada periode sama tahun lalu. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, kinerja keuangan emiten bidang properti hunian dan perhotelan itu juga masih membukukan rugi sekitar Rp 3,6 miliar, dengan beban pokok pendapatan yang justru meningkat Rp 84,6 juta.
Komite Audit Trimitra Propertindo (LAND) Rio Handono menjelaskan, penyebab turunnya pendapatan perseroan sepanjang kuartal I-2022, meski pandemi Covid-19 tahun ini mulai mereda. Salah satunya adalah penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72 yang baru diberlakukan. Aturan ini membuat perseroan tidak bisa langsung menyertakan hasil penjualan sebagai pendapatan.
“Baru bisa kita bisa diakui pendapatan setelah adanya berita acara serah terima (BSAT). Jadi naik turun pendapatan itu tergantung dengan BAST yang kita lakukan,” sambung Rio.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa beban pokok pendapatan kuartal I-2022 naik akibat adanya komersialisasi beban progres pembangunan Apartemen Parkland Avenue yang saat ini sudah selesai.
Kinerja Membaik
Sebagai sinyal membaiknya kinerja perseroan, salah satu unit bisnis LAND yakni Hotel Sahid Serpong telah mencatatkan kenaikan tingkat okupansi. Okupansi digunakan untuk menghitung persentase ruang yang disewa atau digunakan dengan total ruang tersedia.
Pada 2021, tingkat okupansi Sahid Serpong berhasil mencapai 61,33% dari 38,37% pada 2020. Sementara hingga Mei 2022, hotel ini telah mencatatkan keterisian 54,93%.
“Okupansi pada 2021 lebih besar dari 2020, karena pada 2020 berbagai kebijakan pembatasan berlaku selama pandemi mengakibatkan lalu lintas wisatawan terhambat. Pada 2021, kebijakan pembatasan selama pandemi sudah mulai longgar sehingga okupansi meningkat,” jelas Rio.
Total pemasukan pada properti itu pun tercatat meningkat hampir dua kali lipat, dari Rp 7,26 miliar pada 2020 menjadi Rp 14,72 miliar pada 2021. Sementara, per Mei 2022, total penjualan di Sahid Serpong menunjukkan angka Rp 5,31 miliar.
Selanjutnya Rio mengatakan, laba bruto LAND periode 2021 meningkat 86,7% dari Rp 11 miliar tahun 2020 menjadi Rp 20 miliar pada 2021. Penjualan unit apartemen juga mengalami peningkatan 47,9% dari Rp 18,84 miliar pada 2020 menjadi RP 27,87 miliar pada 2021. (C02)
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily