EmitenNews.com—PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,753 triliun pada tahun 2022, atau melorot 16,1 persen dibanding tahun 2021 yang terbilang Rp24,76 triliun.
Dampaknya, laba bersih per saham dasar turun ke level Rp209,49 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp249,94.
Padahal, pendapatan tumbuh 2,8 persen menjadi Rp147,3 triliun yang ditopang peningkatan pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika sebesar 5,09 persen menjadi Rp86,41 triliun.
Senada, pendapatan Indihome tumbuh 6,4 persen menjadi Rp28,02 triliun.
Demikian juga dengan pendapatan interkoneksi yang terkerek 8,7 persen menjadi Rp8,472 triliun.
Tapi pendapatan dari telepon menyusut 17,4 persen menjadi Rp13,588 triliun.
Sayangnya, emiten telekomunikasi BUMN itu mengalami kerugian belum direalisasikan dari perubahan nilai wajar atas investasi sedalam Rp6,438 triliun.
Pada tahun 2021, pos tersebut justru untung Rp3,432 triliun.
Dalam penjelasan laporan keuangan tersebut tertulis, Investasi pada ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk investasi Telkomsel pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Per tanggal 31 Desember 2022, Telkomsel menilai, nilai wajar investasi di GOTO dengan menggunakan nilai pasar saham sebesar Rp91 per saham.
“Jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp6,741 triliun,” tulis manajemen TLKM.
Sedikit melegakan, TLKM melakukan investasi pada MDI, pada berbagai perusahaan start-up yang bergerak di bidang informasi dan teknologi.
Penambahan investasi pada tahun berjalan oleh MDI sebesar Rp1, 362 triliun.
Jumlah keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi MDI pada tanggal 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp54 miliar dan disajikan sebagai keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Akibatnya, laba usaha turun 16,7 persen menjadi Rp39,581 triliun.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit TLKM yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/3/2023).
Sementara itu, total kewajiban berkurang 4,5 persen menjadi Rp125,93 triliun.
Pada sisi lain, jumlah ekuitas meningkat 2,5 persen menjadi Rp149,26 triliun.